Rabu, 23 Oktober 2013

AKUNTAN DAN PENGEMBANGAN


Tujuan Pengembangan Sistem
Akuntan pada umumnya dilibatkan dalam pengembangan system dengan
pertimbangan bahwa mereka merupakan professional yang menguasai mekanisme
pengendalian intern, khususnya yang berkaitan dengan system pengolahan data
elektronik. Untuk pengembangan suatu system informasi akuntansi yang efektif,
unsusr pengendalian intern merupakan salah satu prasyarat.
Sistem informasi dianggap efektif jika bisa memenuhi kebutuhan yang
menjadi tujuan pengembangan system itu sendiri. Berdasarkan syarat informasi
yang baik maka tujuan pengembangan system yaitu :
1.    system yang dihasilkan harus mengahasilkan informasi yang cermat dan
tepat waktu
2.    pengembangan system harus dapat diselesaikan dalam jangka
waktu yang layak
3.    system harus memenuhi kebutuhan informasi organisasi
4.    system harus dapat memberikan kepuasan pada penggunanya
Sebelum melakukan pengembangan system perlu dilakukan beberapa
tahapan agar nantinya tidak terjadi kegagalan selama proses pengembangan
dilakukan dan hasil pengembangan tersebut dapat digunakan secara optimal. Cara
yang dapat ditempuh antara lain, pertama perancang system harus mempelajari
ruang lingkup system baru yang dapat dikembangkan dalam jangka waktu yang
memadai. Dalam terminology teori system, mereka harus menetapkan batas-batas
system, dan membatasi usaha mereka sampai dengan komponen-komponen yang
terdapat pada batas-batas itu.

Kedua, tim desain harus menggunakan teknik-teknik manajemen desain,
seperti anggaran, bagan Gantt dan diagram PERT & CPM. Dengan menggunakan
metode ini, semua kegiatan yang akan dikerjakan dalam proyek system berikut
jangka waktu dan biaya penyelesaian masing-masing kegiatan itu harus ditentukan
terlebih dahulu.

Karena penyusunan system informasi memerlukan banyak dana dan waktu,
system yang dihasilkan harus dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang. Oleh
karena itu, perancang system harus memperhatikan strategi jangka panjang
perusahaan agar system yang didesainnya bias mendukung strategi tersebut untuk
meraih tujuan jangka panjang perusahaan.

Untuk menjaga system yang dihasilkan benar-benar teruji, pada umumnya
perancang system akan mengevaluasi dan mengkaji ulang system rancanganya
secara periodic dalam rentang waktu tertentu. Tujuan dari revaluasi dan kaji ulang
ini adalah untuk menentukan apakah system tersebut benar-benar dapat
diandalkan oleh penggunanya dan apakh pengguna benar-benar puas atas iformasi
yang dihasilkan.

C. Sistem Informasi Dalam Situasi Yang Cepat Berubah
Beberapa situasi yang pada umumnya memerlukan perubahan system untuk
menghindari risiko obsolensi (ketinggalan zaman) akibat persaingan yang semakin
ketat, antara lain :
·         perubahan dalam kebutuhan pengguna informasi atau kebutuhan
bisnis. Akibat peningkatan persaingan, system informasi akuntansi
juga harus berubah seimbang dengan perubahan kebutuhan
pengguna, agar tetap dapat selaras dan mampu menjawqab setiap
tantangan perusahaan.
·         Perubahan teknologi
·         Penyempurnaan dalam proses bisnis
·         Keunggulan kompetitif, meningkatnya kualitas, kuantitas dan
kecepatan informasi akan dapat meningkatkan nilai produk dan jasa
yang dihasilkan perusahaan dan bias menurunkan daya saing.
·         Keuntungan produktivitas
·         Pertumbuhan usaha, perusahaan yang mengalami perkembangan
pesat akan mengalami peningkatan kesibukan sehingga perlu
perubahan system.
·         Penciutan usaha, untuk meningkatkan efisiensi kadangkala
perusahaan perlu menciutkan usahanya sehingga skala ekonominya
cukup efisien.
·         Peningkatan kualitas.

D. Daur Pengembangan Sistem
Apabila terjadi perubahan dalam organisasi perusahaan, para manajer di
semua lini akan menghadapi bentuk-bentuk persoalan baru dan pola baru dalam
pengambilan keputusan sesuai dengan perubahan tadi. System akuntansi
organisasi juga harusmengikuti perubahan-perubahan tersebut. Pola
perkembangan system akuntansi pada umumnya memiliki suatu pola yang lazim
disebut daur pengembngan system (system development life cycle).

Daur pengembangan system adalah daur dari suatu perkembangan system
informasi mulai dari konsepsi yang berwujud gagasan, proses pengembangannya,
higga implementasi dan pengoperasiannya.

Upaya peningkatan kemampuan system dapat dilakukan oleh tim atau pihak
manajemen manapun dalam perusahaan. Namun apabila sumberdaya internal
tidak memungkinkan, perusahaan dapat menunjuk akuntan public untuk
menangani pengembangan system tersebut. Tim tersebut dapat menyusun system
baru memperbaiki ataupun memperluas system lama. Hasil pekerjaan ini akan
diimplementasikan ke dalam perusahaan dan akan berlaku untuk beberapa tahun
mendatang. Dan apabila terjadi perubahan lagi maka daur yang sama akan
terulang.
Daur pengembangan system terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. perencanaan system
2. analisis system
3. desain system
4. implementasi system
5. operasionalisasi system.

Tiga tahap, yaitu analisis, desain dan implementasi, merupakan tahapan
pengembangan system yang sesungguhnya dan memerlukan waktu bulanan
hingga tahunan. Sedangkan tahap operasionalisasi system, bias mencapai waktu
puluhan tahun.

A.   Perencanaan system

Idealnya, pengembangan system dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana
induk system yang telah mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangan
system ke dalam rencana strategis perusahaan. Manajer dan staf perencanaan
strategis harus dapat bekerja sama dengan manajer dan staf akuntansi, dan
menuangkan pokok-pokok pikiran mereka ke dalam suatu rencana strategis
bisnis yang didukung oleh rencana strategis system informasi akuntansi yang
andal. Sebelum proyek pengembangan dimulai, kedua belah pihak harus yakin
bahwa proyek tersebut telah sesuai dengan rencana strategis perusahaan.
Adanya perbedaan antara strategi perusahaan dan strategi system akan
menimbulkan hambatan bagi manajemen dalam mewujudkan visi dan
misinya.

B.    Analisis system

]Analisis system adalah proses untuk menguji system informasi yang ada
berikut dengan lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk
mengenai berbagai kemungkunana perbaikan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan system itu sendiri.
Analisis system dilakukan karena beberapa hal. Pertama, karena system yang
ada tidak dapat memenuhi kebutuhan informasi yang dapat mendukung
strategi yang dijalankan. Kedua, karena diperlukan informasi baru. Jika terjadi
perubahan peraturan atau perubahan di tingkat persaingan, maka besar
kemungkinan manajemen akan memerlukan jenis-jenis informasi baru yang
selaras dengan perubahan tersebut. Ketiga, karena munculnya teknologi baru.
Analisis system itu sendiri dapat dilaksanakan dalam dua tahap :


1. analisis pendahuluan
analisis terhadap system yang ada (existing system) dengan tujuan untuk
menentukan ruang lingkup, keunggulan, dan kelemahan yang terdapat
dalam system tersebut. Disini dilakukan survey dan penelitian
pendahuluan,selanjutnya berdasarkan hasil tersebut dilakukan analisis
berikutnya.
2. analisia mendalam
tujuannya untuk menyusun studi kelayakan (feasibility study). Jika dari
hasil study itu diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan system dapat
diterima, maka informasi yang diperlukan oleh pengguna system dan
manajer dapat dirumuskan dan ditetapkan.
Kebutuhan informasi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk
menentukan persysratan-persyaratan system yang harus dipenuhi.

C.   Desain system

Dalam tahap ini, tim penyusun harus dapat menerjemahkan saran-saran yang
dihasilkan dari analisis system ke dalam bentuk yang dapat
diimplementasikan. Desain system dapat dilakukan dalam dua tahap :
a. desain dilakukan secara konseptual yang bertujuan untuk menentukan
    berbagai alternative pemenuhan kebutuhan pengguna system. Pada tahap ini,
                jika alternative desain telah ditentukan, maka dirumuskan spesifikasi yang
                harus dipenuhi oleh system agar kebutuhan pengguna system dapat
                dipenuhi. Tahap ini dianggap selesai jika desain konseptual system itu telah
                disetujui oleh manajemen.
b. desain fisik, tim harus menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan pengguna
                system yang tertuangdalam dsain konseptual ke dalam rumusan terperinci
                yang akan digunakan untuk menyusun dan menguji program computer.
                Disini dilakukan desain input dan output dokumen, penentuan berbagai
                program computer, pembuatan desain berbagai file, perancangan berbagai
                prosedur, serta desain pengendalian intern system yang baru.

D.   Implementasi system

Kegiatan yang paling banyak menyita waktu dalam tahap implementasi adalah
kegiatan pengujian programming computer, karena seringkali program yang
satu berhubungan dengan yang lain. Missal, suatu program menghasilkan
output yang akan digunakan sebagai inpu bagi program lain. Dalam hal
demikian, kedua program tersebut hendaknya dilakukan pengujian secara
bersama untuk memastikan bahwa interface dan kompatibilitasya benar-benar
terjaga. Pendesain system menyebut proses sebagai proses pengujian
persetujuan (acceptance testing). Sedangkan pengujian program yang
dilakukan bersama-sama dengan prosedur manual disebut pengujian system(system testing).
Proses akhir tahap implementasi adalah konversi system. Disini semua anggota
tim termasuk pengguna system, harus ikut berperan serta. Semua data yang
disimpan pada file system lamaharus dipindahkan ke file dengan formatsesuai
system baru. Setelah itu, system baru dapat mulai dioperasikan.

E.    Operasional system

Setelah berjalan dengan baik, system baru perlu dipelihara dan terus dievaluasi
unuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan tertentu yang mungkin belum
terliahta dalam tahap sebelumnya. Bilamana dalam pemeliharaan system
diperoleh kesimpulan bahwa system ternyata sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhan pengguna, maka proses pengembangan system akan dimulai dari
awal.

E. Pengembangan Aplikasi Secara Cepat

Pengembangan system yang besar biasanya memerlukan waktu yang lama
dan biaya yang besar. Namun, apabila kebutuhan informasi berubah sangat cepat,
maka system yang baru tersebut cepat usang. Untuk menghindari hal itu, maka
perusahaan melakukan pendekatan baru agar pengembangan system dapat
dilaksanakan dengan lebih cepat dengan menggunakan metode rapid application
development (RAD). Dengan menggunakan RAD, system dan dengan biaya
rendah. Tim pendesain bekerja dengan menggunakan perangkat computer aided
software engineering (CASE). Paket program ini dapat mengotomisasi berbagai
proses yang diperlukan selama pengembangan system. Setiap proses ini
diselesaikan oleh perangkat CASE yang berbeda. Perngakat-perangkat itu adayang digunakan khusus untuk membuat data flow diagram, untuk membantu
manajemen proyek, untuk merancang dan mengelola file, input dan output data,
untuk membuat kode computer serta mengelola dokumentasi system.

Tahapan yang tercakup dalam metode RAD sama dengan tahapan yang
dilakukan dalam pengembangan system, tetapi pada umumnya dilaksanakan
dengan melibatkan pengguna dengan lebih intensif dan memanfaatkan teknik
prototype secara berulang-ulang sampai kebutuhan pengguna terpenuhi.

Proyek RAD biasanya terdiri dari empat tahap. Tahap pertama disebut tahap
perencanaan kebutuhan system, tim akan melakukan suatu kajian terhadap fungsi
bisnis dan data yang sangat dipengaruhi oleh system yang diusulkan. Kajian ini
akan menghasilkan suatu kerangka fungsi system beriku uraian mengenai biaya
dan manfaatnya. Tahap kedua disebut tahap desain pengguna, para pengguna akan
merumuskan rincian fungsi bisnis dan data yang terkaitdengan system yang baru.
Mereka menentukan input dan output system serta prosedur-prosedur yang
dianggap perlu. Pada tahap ketiga, tahap kontruksi, tim akan melengkapi system,
mendemonstrasikannya pada pengguna dan jika perlu akan mengubah system
sesuai kebutuhan. Tahap terakhir, yaitu tahap penyerahan, tim menyerahkan
system kepada pengguna dan memberikan pelatihan pada mereka.
Teknik-teknik yang digunakan dalam RAD adalah :
1. user workshop
    workshop adalah suatu pertemuan yang bdihadiri olh semua pihak yang
                terlibat dalam proyek system, baik pengguna maupun para professional
                system. Professional system harus berperan sebagai fasilisator pertemuan
                yang memberikan peluang seluas- luasnya kepada semua pihak yang hadir
                untuk mendiskusikan system dan menyampaikan pemikiran dengan bebes.
                Fasilitator akan membantu kelompok diskusi tersebut guna mencapai
                tujuan yang diharapkan dan menyepakati hasil- hasil yang dicapai.
                Pertemuan ini bias dilakukan berkali- kali hingga peserta dapat
                menyepakati tujuan yang diharapkan.
2. Prototyping
                Prototyping adalah proses yang bisa dilaksanakan secara berulang dengan
                tujuan untuk menghindari peoses persetujuan formal secara priodik yantg
                diperlukan dalam pendekatan pengembangn system secara tradisional.
                Prosesnya tergantung pada perkembangan prototype atau working model
                dari system yang baru.
Tim proyek dengan cepat membuat system high level dan bersifat
umum. Kemudian pengguna diberi kesempatan untuk mengoreksi system
high level tersebut berulang- ulang sampai tujuan mereka terpenuhi.

Prototyping diperlukan jika kebutuhkan pengolahan data tidak dapat
ditentukan dengan mudah. Teknik ini cocok digunakan untuk system
pendukung keputusan ( decision support system ), karena prototyping bias
disesuaikan dengan prefensi dan sifat keputusan menejemen.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar