Kamis, 24 Oktober 2013

Pengenalan Pemrosesan Transaksi



Ada 3 Metode Proses Data, Yaitu:
1.      Terminal Entry/On-Line Processing
Misalnya sebuah faktur penjualan dimasukkan ke komputer lewat terminal. Faktur ini langsung diproses untuk dicatat dalam file piutang dan penjualan.

Penjelasan dari gambar 1. Memproses transaksi sampai selesai, termasuk Up-date data dalam master file atau data base, langkah-langkahnya sebagai berikut :
  1. Data (transaksi) yang diterima dimasukkan ke komputer lewat terminal segera data transaksi terjadi itu terjadi
  2. Komputer melakukan pengecekan validitas transaksi. Jika ada kesalahan maka pesan tentang kesalahan itu akan nampak pada layar monitor.
  3. Bila data (transaksi) itu tidak mengandung kesalahan, maka komputer akan memproses data transaksi itu dan hasilnya akan nampak pada layar monitor.
Lihat gambarnya:

Penggunaan cara ini akan menghasilkan master file yang selalu sesuai dengan keadaan, karena setiap kali terjadi transaksi, langsung diroses dan akibatnya master file juga berubah sesuai dengan transaksi itu. Cara ini sebaiknya digunakan untuk transaksi-transaksi yang master filenya harus selalu up-todate.

Contoh: file persediaan bahan baku akan disesuaikan (up-date) dengan transaksi pembelian dan pengeluaran bahan baku. Oleh perusahaan sudah ditentukan bila suatu jenis persediaan mencapai titik minimum maka akan dikeluarkan order pembelian untuk bahan tersebut. Penulisan order pembelian ini dilakukan oleh komputer secara langsung apabila suatu jenis persediaan bahan mencapai titik minimum. Dalam keadaan seperti ini persediaan yang sudah mencapai titik minimum akan akan menghidupkan program pembelian (triggered transaction), oleh karena itu file persediaan bahan harus selalu selalu sesuai dengan kenyataan, agar tidak sampai terjadi penulisan order pembelian ulang hanya karena pembelian yang baru datang terlambat dimasukkan ke komputer.
Disamping kelebihan diatas, cara ini mengandung kelemahan, yaitu: bila ada kesalahan, dan kesalahan itu sudah diproses, maka file yang salah akan salah akan sulit dibetulkan karena mungkin kesalahan ini sudah menghidupkan program berikutnya.
Misalnya pembelian bahan sebanyak 1.000 unit hanya dimasukkan ke komputer sebanyak 200 unit. Bila ada pengeluaran bahan, mungkin sekali file persediaan bahan akan menunjukkan saldo minimum, sehingga program order pembelian yang baru. Dengan demikian ada 2 kesalahan, yaitu dalam master file persediaan dan dalam penerbitan order pembelian. Untuk menghilangkan kelemahan ini perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap masukan (input).

2.      Terminal Entry/Batch Processing
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a.       Data (transaksi) yang terjadi dimasukkan lewat terminal pada saat transaksi terjadi.
b.      Validitas transaksi dicek dengan menggunakan file data reference. Pengecekan ini dapat dilakukan oleh komputer utama. Mini komputer, atau intelligent terminal. Bila ada kesalahan, maka pesan akan nampak pada layar monitor.
c.       transaksi yang valid disimpan dalam file transaksi yang setiap periode (harian, mingguan, atau periode lain) akan diproses.

Contohnya: pengeluaran kas. Apabila perusahaan akan membayar hutang, maka transaksi pengeluaran kas memerlukan data reference yang ada dalam file hutang. Dalam file hutang ini dapat diketahui jumlah yang harus dibayar, nomor faktur, tanggal pembelian dan lain-lainnya. Transaksi pengeluaran kas ini dimasukkan lewat terminal pada saat terjadinya, tetapi prosesnya baru dilakukan setiap periode.
Lihat gambarnya:

3.      Batch Entry/Batch Processing
Batch Entry adalah proses memasukkan sekelompok data ke dalam komputer sekaligus untuk diproses secara bersama-sama. Yang masih menjadi masalah adalah cara yang digunakan untuk memasukkan data ke komputer, karena sekelompok data harus dimasukkan pada waktu yang bersamaan
Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunaka card reader yang membaca kartu plong. Dalam hal ini data (transaksi) perlu diubah bentuknya ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin (machine readable form) atau data dapat diubah kedalam bentuk yang dapat dibaca oleh komputer dan dismpan dalam disk (baik harddisk maupun floopy disk) dan pita(baik kertas maupun magnetis). Untuk dapat menggunakan cara ini diperlukan alat yang digunakan untuk memasukkan data kedalam disk atau pita.
Batch processing dapat memanfaatkan kontrol total untuk pengecekan, setiap batch dapat diberi nomor yang berguna untuk reference. Tetapi karena transaksi yang akan diproses itu harus dikumpulkan lebih dahulu, maka file yang ada tidak selalu up-to-date.

Proses data (transaksi) dengan menggunakan metode batch processing dapat dilakukan dalam bentuk yang berbeda. 2 urutan data yang dapat digunakan , yaitu :
a.      Urutan data seperti yang ada dalam file
Dalam cara ini agar transaksi yang terjadi dapat diproses maka diperlukan untuk mensortir transaksi  ke dalam urutan yang sama dengan urutan data dalam file. Sesudah file transaksi mempunyai urutan yang sama dengan urutan data dalam file maka proses data dapat dilakukan. Proses ini dikenal “Sequential file Processing”.
Hasil dari data Sequential adalah master file piutang lama (sebelum di up-date), master file baru (sesudah di up-date), dan file transaksi penjualan. Proses data sequential seperti ini harus digunakan bila filenya (baik untuk piutang maupun untuk penjualan sepserti contoh diatas) disimpan dalam media yang berbentuk pia (tape), baik pita kertas maupun magnetis. Akan tetapi bila filenya disimpan dalam media yang bersifat direct access seperti disk atau drum magnetis maka proses data dapat dilakukan secarasequential ataupun tidak sequential.



Contoh: File piutang dagang disusun urut abjad huruf pertama nama langganan seperti berikut ini:
      Record no. 001 untuk langganan Akhmad
      Record no. 002 untuk langganan Banu
      Record no. 003 untuk langganan Toro, dan seterusnya.

File transaksi penjualan untuk hari selasa, 30 juli 200x terdiri dari 3 buah faktur sebagai berikut:
      Record no.003 untuk faktur no. 1024 kepada Toro
      Record no.002 untuk faktur no. 1025 kepada Banu
      Record no.001 untuk faktur no. 1026 kepada Akhmad

Sebelum file transaksi penjualan ini dapat diproses untuk menyesuaikan file piutang dagang, pertama kali perlu disortir lebih dahulu menjadi sebagai berikut:
      File transaksi penjualan sesudah disortir.
      Record no.001 untuk faktur no. 1026 kepada Akhmad
      Record no.002 untuk faktur no. 1025 kepada Banu       
      Record no.003 untuk faktur no. 1024 kepada Toro
                                    
Sesudah disortir komputer dapat memproses data (transaksi) penjualan dengan urutan data dalam file sebagai berikut:
Record no.001 dari file penjualan digunakan untuk menyesuaikan record no. 001 dalam file piutang dagang, kemudian dilanjutkan dengan
Record no.002 untuk menyesuaikan record no. 002 dalam file transaksi piutang dagang dan seterusnya.
* Apabila dalam file penjualan tidak ada record untuk Toro maka proses data ini akan mengabaikan record no.003 dan dilajutkan dengan record berikutnya.

b.      Urutan transaksi
Dalam cara ini transaksi yang terjadi tidak perlu disortir lebih dahulu karena transaksi yang ada akan diproses dengan urutan transaksi. Karena proses datanya tidak seperti urutan dalam master file, maka media yang digunakan untuk master file harus bersifat direct access, sehingga media yang dapat digunakan hanyalah disk atau drum magnetis, sedangkan pita (tape) tidak dapat digunakan. Cara ini sebaiknya digunakan bila untuk mensortirt ransakasi diperlukan waktu yang  lebih lama dibandingkan dengan proses yang tidak menggunakan urutan dalam data file. Biasanya bila transaksi tidak terlalu banyak dan medianya adalah direct access maka cara ini akan sesuai.
 Gambar dari cara ini adalah sama, kecuali 2 macam hal, yaitu: tidak dapat menggunakan pita untuk file, dan tidak ada pekerjaan mensortir transaksi. Dengan demikian file yang berisi data untuk proses berikut akan langsung diproses dan up-date tanpa elewati langkah pensortiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar