Pengaruh teknologi informasi di era globalisasi tidak bisa dipungkiri adanya. Proses globalisasi yang berjalan begitu cepatnya adalah karena adanya revolusi informasi. Hal ini juga yang mempengaruhi cara berpikir (mindset) ataupun berperilaku (behaviour) pada dunia bisnis dan organisasi. Sangat jelas bisa dilihat bahwa organisasi bisnis pun bertumbuh kembang secara pesat dikarenakan teknologi paling baru yang diadopsi oleh organisasi bisnis.
Saat ini sudah mulai banyak dari organisasi bisnis yang mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi. Sistem integrasi informasi ini jika diaplikasikan dengan baik, maka akan dapat memberi dampak dan menghasilkan nilai tambah (added value) bagi organisasi bisnis itu sendiri. Sistem informasi terintegrasi ini misalnya adalah sistem yang banyak dikenal dengan istilah sistemEnterprise Resource Planning (ERP), dimana sistem ini adalah suatu paket software yang terintegrasi dengan multi modul yang memang dirancang dan dibuat untuk mengatasi serta mendukung berbagai fungsi bisnis dari suatu perusahaan. Tujuannya adalah efisiensi dan efektifitas kerja bagi perusahaan ataupun pelayanan terhadap konsumen.
Oleh karena itu perhatian terhadap pengaruh teknologi informasi ini terhadap aktifitas dan perilaku organisasi perlu serius. Dan hal ini tentunya dimaksudkan untuk mendukung penerapan sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik dan selaras dengan apa yang dibutuhkan oleh manajemen organisasi bisnis tersebut.
PERUBAHAN PERILAKU
ORGANISASI DENGAN ADANYA TEKNOLOGI INFORMASI
Implementasi dari teknologi informasi pada suatu organisasi bisnis mau tidak mau akan membawa dampak terhadap perilaku organisasi. Berikut beberapa dampak teknologi informasi pada organisasi bisnis.
Pemangkasan Hirarki
Hirarki organisasi menjadi lebih
minim, artinya jalur komunikasi antara manajemen tingkat atas dengan manajemen
tingkat bawah akan menjadi lebih pendek. Dalam hal ini dengan mengurangimiddle
management. Komunikasi antara pimpinan dan bawahan akan lebih mudah sehingga
kepercayaan antara pimpinan dan bawahan akan tercapai.
Hal ini dapat dicapai jika penerapan teknologi informasi dapat diterapkan dalam organisasi tersebut. Sebagai contoh, misalkan seorang atasan ingin mengetahui progres yang sudah dicapai pada proyek tertentu. Maka dengan menggunakan sistem informasi yang terintegrasi, maka komunikasi akan berjalan lebih cepat melalui informasi data yang disampaikan melalui sistem informasi tanpa harus menunggu bawahan atau penanggung jawab proyek menghadap terlebih dahulu.
Mengurangi Pengawasan
Pemberian tugas secara langsung kepada bawahan, sehingga bawahan dapat terlatih dengan baik dari sisi keterampilan atau mentalnya untuk dapat merumuskan masalah secara sederhana dan sistematis, serta memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dengan baik.
Dengan adanya jalur komunikasi yang lebih pendek, maka setiap bawahan bisa menuangkan ide-idenya melalui email, blog, situs, jejaring social, dan lain sebagainya. Sehingga atasan dapat mengaksesnya sewaktu-waktu tanpa harus menunggu laporan dari jajaran di bawahnya. Bagi pihak bawahan juga akan semakin termotivasi dan lebih merasa percaya diri dalam menuangkan ide-ide segarnya.
Komunikasi Non-Fisik
Cara yang dilakukan untuk berkomunikasi pada organisasi konvensional salah satunya adalah dengan melakukan pertemuan secara fisik. Hal ini terkadang menemui kendala jika posisi atau lokasi dari masing-masing bagian dalam organisasi saling berjauhan. Sehingga untuk hal-hal yang bersifat penting dan memerlukan penanganan cepat dalam pengambilan keputusan, komunikasi yang memerlukan pertemuan secara fisik tentunya akan menjadi penghambat.
Sistem informasi dan telekomunikasi yang diterapkan pada suatu organisasi bisnis mampu mengatasi kendala ini. Sehingga tanpa harus bertemu fisik, setiap personal dalam organisasi bisa berkomunikasi satu sama lain dengan tidak terikat jarak dan waktu.
Akomodasi Terhadap Perubahan
Dalam melakukan aktifitasnya, suatu organisasi bisnis tidak terlepas dari adanya perubahan yang terjadi pada organisasi tersebut. Perubahan dalam organisasi bisa disebabkan oleh factor internal maupun eksternal. Dengan adanya pembatasan gerak fisik dikarenakan adanya pengaruh dari penerapan sistem informasi, maka organisasi akan lebih mudah dalam mengakomodasi setiap perubahan dalam organisasi tersebut baik secara struktural ataupun non-struktural.
Mudahnya pengakomodasian perubahan ini juga akan berimbas terhadap perilaku kinerja organisasi tersebut. Di mana organisasi akan lebih reaktif dan proaktif dalam menyikapi perubahan tersebut. Jalur lalu lintas data dan informasi yang sedemikian cepat akan mempermudah terhadap pembagian informasi dan pengetahuan dalam perusahaan. Sehingga jika terjadi perubahan terhadap perusahaan, maka seluruh pihak yang terkait bisa dapat mengetahuinya dengan mudah dan lebih cepat dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut.
Akuntan dan Pengembangan Sistem
Istilah
sistem Informasi Akuntansi melibatkan aktivitas pengembangan sistem.Auditor
eksternal maupun Internal berhadapan dengan aktivitas pengembangan sistem pada
saat mereka mengevaluasi pengendalian sistem informasi sebagai bagian dari
penugasan audit suatu perusahaan.
Karakteristik
Pengembangan Sistem,dimana memiliki tujuan umum analisis sistem secararingkas
yaitu:
Untuk
meningkatkan kualitas informasi.
Untuk
meningkatkan pengendalian internal.
Untuk
meminimalkan biaya,jika memungkinkan.
Pendekatan
sistem merupakan suatu prosedur untuk mengadministrasi proyek sistem.Tujuan
pendekatan ini adalah untuk membantu terlaksananya pengembangan sistem yang
efektif dan teratur.Pendekatan ini merupakan suatu proses yang terdiri dari
enam tahap yaitu :
·
Menatapkan tujuan system.
·
Menyusun berbagai alternative solusi.
·
Meanalisis system.
·
Desain system.
·
Implentasi system.
·
Evaluasi system.
Cetak
Biru Proses Bisnis,dengan menggunakan cetak biru proses bisnis,perusahaan
memggunakan cetak biru standar industry atau yang berlaku umum dan bukanya
mendesain sendiri sistem perusahaannya.Banyak perusahaan memilih cetak biru
karena lebih efektif dan efisien daripada mendesain sendiri sistem mulai dari
nol.Perusahaan yang menjadi printis pendekatan cetak biru adalah SAP.Dimana
mengembangkan basis pengetahuan mengenai proses bisnis ribuan perusahaan yang
dapat dengan mudah diadaptasi dengan kebutuhan konsumen.
Pertimbangan
Perilaku dalam Pengembangan Sistem,dimana menejemen,pengguna,dan personel
sistem terlibat dalam perancangan dan operasi suatu sistem informasi.Masalah
pengelolaan proyek pengembangan sistem,masalah organisasi,dan masalah teknis
biasanya terjadi dalam imlentasi sistem.Sistem informasi yang menyebabkan
perubahan relasi kerja antar personel,mengubah deskripsi pekerjaan personel dan
bahkan perubahaan struktur organisasi secara formal.Kerjasama pengguna yang
diperlukan demi keberhasilan operasi sitem harus dipastikan sejak perancangan
sistem.Hampir semua aplikasi akuntansi merupakan kegiatan rutin
organisasi.Filosofi perancangan berorientasi pengguna mengindikasikan pentingna
sikap dan pendekatan pengembangan sistem yang secara sadar mempertimbangkan
seluruh konteks organisasi.Pengguna perlu dilibatkan dalam perancangan
aplikasi.Output perlu dirancang dengan focus pada kebutuhan pengambilan
keputusan. Pengguna harus dapat memenuhi tujuan dan karakter setiap output
supaya output tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar